watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GHOST OF THE PAST

Sudah beberapa bulan berlalu sejak Indra pulang
ke Indonesia. Kadang-kadang aku masih suka
memikirkan tentang pertemuan terakhir kita, kami
bercinta sepuas-puasnya malam itu ditengah
emosi yang meninggi karena kami sudah akan
berpisah, mungkin untuk selamanya.
Entah karena perpisahan yang sangat emosional
itu, atau entah karena cinta, aku malah jadi tidak
bisa berhenti memikirkan Indra belakangan ini.
Doni, yang sudah beberapa kali meminta
bertemu denganku, malah telah aku tolak terus
karena aku masih tidak bisa melupakan Indra.
Akhirnya lambat laun Doni pun semakin jarang
meneleponku. Menurut temanku yang sekolah di
kota Doni, dia menjadi sering belajar sendiri di
perpustakaan sekolah dan enggan bertemu
teman-teman. "Seperti patah hati," kata temanku.
Rasanya dunia ini seprti mau berakhir, cowok
yang aku suka sekarang ada di benua lain. Dan
cowok yang selama ini suka kepadaku, penuh
perhatian dan baik hati, tidak bisa mendapat
cintaku yang sepenuhnya. Aku bingung sekali..
hatiku tertambat di pelabuhan lain.
Semoga teman-teman mengerti mengapa aku
sudah agak lama tidak mengisi diary ini...
Ita tahu benar apa yang terjadi denganku. Seperti
layaknya seorang sahabat, dia berusaha
menghiburku, dan mengajakku ikut berbagai
kegiatan. Salah satu hobi baru kami berdua adalah
bermain tenis. Sudah beberapa minggu terakhir
ini kami rajin mengikuti kelas latihan tenis di dekat
tempat tinggalku. Kami berdua belum pernah
bermain tenis sebelumnya, jadi kami
mendaftarkan diri untuk kelas pemula.
Satu hari menjelang mulainya kelas tenis, aku
masih belum punya raket dan pakaian tenis, dan
kebetulan hari itu pula aku harus mengerjakan
proyek kerja kelompok di sekolah. Aku
memohon-mohon dan merengek-rengek kepada
Ita untuk pergi membelikan raket dan pakaian
tenis untukku, Ita akhirnya menyerah dan
menjanjikan untuk mencari barang2 itu untukku
besok sambil mengomel-ngomel,"Ness, aku
engga janji yah kalo elo engga suka raketnya ato
bajunya. Pokoknya terima aja besok!" Dengan
gembiranya aku berterima kasih kepada Ita dan
berjanji untuk ketemu besok di lapangan tenis.
Sekitar pukul 7 malam aku tiba di clubhouse
masih mengenakan pakaian yang kupakai ke
sekolah tadi. Aku langsung mencari Ita di sana
supaya akku bisa berganti ke pakaian tenis. Ita
ternyata sedang mengobrol dengan salah satu
instruktur tenis. Kelihatannya Ita sedang agak
horni hari ini, dengan genitnya dia memegangi
lengan cowok itu, atau pura-pura membalikkan
tubuh dan payudaranya terbentur ke cowok itu.
Aku menarik napas dalam-dalam dan berjalan ke
arah Ita untuk meminta pakaian tenisku. Ita
melihatku berjalan ke arah dia, dan malahan
menghampiriku dengan tasnya, "Huss.. nih
bajunya.. ganti sendiri yah, jangan gangguin gua
lho. Pokoknya instrukturnya buat gua!". Aku
hanya tertawa sendiri melihat Ita yang sedang
horni.
Aku pun melepaskan semua bajuku, dan mulai
mengenakan baju yang dibeli Ita. Ternyata Ita
memilih baju terusan yang agak terlalu ketat
untuk tubuhku, tapi corak warnanya benar-benar
sesuai dengan seleraku. Akhirnya aku berusaha
untuk PD dan berjalan keluar ruang ganti baju ke
arah Ita. Aku bisa merasakan semua mata laki-laki
di ruangan itu menelanjangi tubuhku , toh
mereka sudah bisa melihat seluruh lekuk tubuhku
gara2 baju yang terlalu ketat itu.
Sekitar sejam setelah kelas dimulai, kami semua
diberi waktu istirahat selama 15 menit. Seperti
yang kuduga, Ita langsung ngeloyor ke arah
instruktur favoritnya. Aku berjalan sendirian ke
arah clubhouse untuk mengisi botol airku.
Ternyata tutup botol airku agak sulit dibuka. Aku
berkutat membuka botol sambil berjalan terus
keluar lapangan tenis dan mengikuti jalan setapak
yang tertutup pepohonan melalui sisi belakang
clubhouse. Sedang asyiknya berjalan dan
berusaha membuka botol air, aku membelok di
tikungan tajam si sudut belakang clubhouse, dan
tiba2 aku sudah jatuh ke lantai, botol airku entah
sudah di mana, dan di depanku ada seorang
cowok yang jatuh ke lantai pula dengan tampang
kaget. Dengan terburu-buru aku menutup pahaku
yang mengangkang ketika jatuh ke lantai. Untung
saja cowok itu terlihat masih kaget bertabrakan
denganku.. mungkin dia belum sempat
mengintip celana dalamku.
Cowok itu berdiri dan menjulurkan tangannya
membantuku berdiri pula, dia minta maaf telah
menabrakku tadi. Sambil menemaniku berjalan ke
arah clubhouse, cowok itu memperkenalkan
dirinya dan membantuku membuka botol airku
(akhirnya terbuka juga!). Namanya Chris, dia
ternyata bekerja di lapangan tenis itu, kadang2
sebagai instruktur, kadang2 menjaga toko tenis di
dalam clubhouse.
Setelah mengisi botol airku, kami berdua berjalan
kembali ke arah lapangan tenis sambil
mengobrol.. Kami sempat bertukar nomer
telepon untuk kapan2 bertemu lagi. Aku bisa
merasakan mata Chris yang nakal mengikuti
lekukan tubuhku ketika aku berbalik badan masuk
ke lapangan tenis kelasku.
Sekitar satu jam kemudian kelas pun berakhir.
Aku dan Ita sudah capai sekali dan bermandikan
keringat. Kami berdua mengumpulkan barang-
barang peralatan tenis dan mulai berjalan ke arah
mobil. Chris sudah menunggu di dekat pintu
keluar, dan dia menawarkan untuk mengantarkan
aku pulang ke rumah. Entah mengapa aku
menyetujuinya, kupikir toh Ita pun sudah capek,
dan kami tinggal di daerah yang berbeda,
mungkin juga karena aku butuh seseorang yang
baru dalam hidupku, setidaknya supaya aku tidak
memikirkan Indra terus-menerus.
Kami berdua menyetir ke arah apartemenku
sambil mengobrol. Chris orangnya lucu dan asyik
diajak berbicara tentang apa saja. Tak lama
kemudian kamipun tiba di apartemenku, saking
asyiknya kami mengobrol, kita duduk di mobil
sekitar setengah jam sambil berbicara dan
tertawa-tawa.
"Chris, mau minum dulu enggak ? aku ada es teh
di apartemenku"
"... emm.. oke.. bener nih ? enggak apa-apa ? "
"yuk.. temenin aku naik"
Kami berdua berjalan sambil terus mengobrol,
beberapa kali aku menangkap mata Chris
menjelajahi pantatku dari belakang sambil naik
tangga. Sesampainya di apartmentku, aku
menaruh peralatan tenisku, dan menuangkan
segelas besar es teh untuk Chris. Malam itu
memang agak panas, dan kami berdua
berkeringatan setelah main tenis.
Chris dengan santainya menanyakan,"Eh, ness..
boleh ikutan mandi di sini ? "
"oke.. tuh di sana kamar mandinya".
Chris pun ngeloyor ke kamar mandi.. tak lama
kemudian kudengan suara gemericik air shower.
Kutunggu beberapa menit, lalu aku pun
melepaskan baju tenisku hingga telanjang bulat,
dan masuk ke kamar mandi. Chris sedang
menghadap ke tembok menyabuni tubuhnya
yang tegap dan atletis, ketika dia mendengar aku
masuk ke shower, "Lama amat.. gua udah
tungguin dari tadi lho"
Aku hanya bisa tersenyum mendengar
komentarnya, "ternyata udah ngarepin dari tadi
toh", pikirku.
Chris mendekati tubuhku yang telanjang dan
basah, diambilnya sabun dan dia mulai
menyabuni seluruh permukaan tubuhku. Kami
berdua berciuman sambil tangan kami bertualang
ke mana-mana, saling merangsang tubuh satu
sama lain.
Aku berlutut di depan Chris, menatap langsung
kemaluannya yang menegang. Tanpa ragu-ragu
aku langsung melahap penisnya. Satu tangan
Chris mengusap-usap rambutku, satunya lagi
berpegangan ke tembok.
Tidak lama kemudian dia menarik tubuhku berdiri
dan membalik tubuhku ke arah tembok. Aku
memejamkan mata sambil mengantisipasi apa
yang akan terjadi berikutnya. Perlahan-lahan
kurasakan kemaluan Chris melesak masuk ke
dalam ruang kewanitaanku. Sedikit erangan lepas
dari mulutku. Sambil berpegangan di pinggulku,
Chris mendorong dirinya masuk sampai ke ujung
vaginaku.
Aku bernapas terengah-engah dipengaruhi birahi
yang meninggi, sementara tangan Chris
berkelana ke arah payudaraku, sesekali menjepit
putingku di jemarinya.
Kami berdua mulai bergoyang-goyang menuju
kenikmatan, saling menikmati persenggamaan
itu.
Ternyata Chris cukup berpengalaman dalam
memuaskan wanita, aku sempat orgasme tiga
kali sebelum akhirnya dia mencapai titik kepuasan.
Kami berdua mengeringkan badan masing-
masing, dan meneruskan permainan kami ke
kamar tidur.


Adult | GO HOME | Exit
1/1153
U-ON

inc Powered by Xtgem.com